School Info
Wednesday, 17 Apr 2024
3 June 2022

PTBK Andi Subastian

Fri, 3 June 2022 Read 129x Uncategorized

PENERAPAN GAYA BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL, UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS X DI SMAIT ASSYIFA BOARDINGSCHOOL JALANCAGAK TAHUN PELAJARAN 2020-2021

Andi Subastian Abadi, S.Psi.@abusyafazan@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran gaya belajar peserta didik kelas X Putra, sebelum penerapan layanan bimbingan klasikal. Kemudian untuk mengetahui gambaran gaya belajar peserta didik kelas X Putra, setelah penerapan layanan bimbingan klasikal. Dan juga untuk mengetahui efektivitas penerapan gaya belajar melalui layanan klasikal, untuk meningkatkan keterampilan belajar peserta didik kelas X Putra. Penelitian dilaksanakan terhadap 36 peserta didik kelas X Putra di SMAIT Assyifa Boardingschool Jalancagak Subang. Dengan menggunakan metode penelitian kelas dalam dua siklus, teknik layanan bimbingan klasikal dengan materi gaya belajar.

Kata Kunci : Keterampilan Belajar, Gaya Belajar, Bimbingan Klasikal, Penelitian kelas, Bimbingan dan Konseling.

Latar Belakang Masalah

Belajar merupakan kegiatan yang dilaksanakan secara sadar oleh peserta didik untuk menghasilkan perubahan tingkah laku pada dirinya sendiri, baik dalam bentuk pengetahuan, ketrampilan, sikap, perilaku serta nilai yang positif (Sugihartono, 2007. Dalam Neviyarni, Firman, 2017). Sedangkan menurut Dalyono (1997:49. Dalam Adiningtyas, 2016) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu usaha, perbuatan yang dilakukan secara sungguh- sungguh, dengan sistematis, mendayagunakan semua potensi yang dimiliki. Belajar merupakan kegiatan yang mempunyai tujuan dan membutuhkan cara atau prosedur yang efektif untuk meraih kesuksesan belajar.

Menjalani proses belajar merupakan bagian yang amat penting dalam kegiatan belajar di sekolah. Melalui kegiatan belajar materi pokok yang harus dikuasai peserta didik akan dibahas oleh guru bersama peserta didik, melatihkan bermacam-macam keterampilan, mengerjakan berbagai tugas sehingga peserta didik melakukan kegiatan belajar dalam rangka memahami dan menguasai materi pokok yang dimaksudkan. Surya (1992:28) mengungkapkan bahwa keterampilan merupakan kegiatan-kegiatan yang bersifat neoromuscular, artinya menuntut kesadaran yang tinggi. Dibandingkan dengan kebiasaan, keterampilan merupakan kegiatan yang lebih membutuhkan perhatian serta kemampuan intelektual, selalu berubah dan sangat disadari oleh individu. Dalam proses menjadi (on becoming process), dimana peserta didik memerlukan empat pilar yakni pengetahuan, keterampilan, kemandirian dan kemampuan untuk menyesuaikan diri dan bekerjasama. Dengan kata lain, keterampilan belajar merupakan suatu keahlian tertentu yang dimiliki oleh peserta didik, jika keahlian tersebut dilatihkan terus- menerus akan menjadi suatu kebiasaan yang baik bagi peserta didik dalam belajar (Adiningtyas, 2016). Dari penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa keterampilan belajar merupakan modal utama yang harus dimiliki oleh setiap peserta didik.

Beberapa keterampilan yang harus dimiliki peserta didik, antara lain: (1) belajar bagaimana menemukan gaya belajar, (2) belajar bagaimana belajar menulis, (3) belajar bagaimana belajar menghafal, dan (4) belajar bagaimana belajar dengan sistem kredit semester (SKS). Mempelajari cara belajar adalah pengetahuan tentang cara belajar itu sendiri. Menurut Fry (2008), aspek-aspek mempelajari cara belajar, antara lain: (1) mempelajari belajar dengan benar, (2) menemukan gaya belajar, (3) mengelola belajar, (4) Membaca dan mengingat, (5) Mengatur waktu, (6) Menjadi unggul di kelas, (7) Melakukan penelitian, (8) Menyusun karya tulis yang bermutu, (9) Belajar untuk menghadapi ujian. DePorter & Hernacki (2001) menjelaskan bahwa aspek-aspek yang mendukung keterampilan belajar, yaitu: (1) Kekuatan AMBAK (Apa Manfaatnya BagiKu?), (2) Lingkungan belajar yang tepat, (3) Memupuk sikap juara, (4) Gaya belajar, (5) Gaya berpikir, (6) Teknik mencatat, (7) Teknik menulis, (8) Meningkatkan daya ingat, (9) Kekuatan membaca, dan (10) Berpikir kreatif. (Suprayekti, Hirmana, cecep, 2016)

Penting bagi setiap peserta didik untuk mengrtahui gaya belajar masing – masing untuk memaksimalkan kemampuan belajarnya. Honey dan Mumford merumuskan mamfaat bagi peserta didik untuk mengetahui gaya beajarnya antara lain: 1) mampu memilih caar belajar sesuai dengan minat belajar masing-masing; 2) mampu menciptkan aktiviatas yang tepat dalam proses pembelajaran sehingga akan terhindar dari aktivitas yang tidak menguntungkan bagi kegiatan pembelajarannya; 3) peserta didik yang telah mengetahui gaya belajarnya akan mampu melakukan improvisasi diri sehingga akan menciptkan pembelajaran yang efektif; dan 4)merencanakan tujuan pembelajaran serta mampu menganalisiss tingkat keberhasilan peserta didik (Ghufron, 2012. Dalam Muzakkir, 2020).

Setelah memahami gaya belajarnya, peserta didik hendaknya juga menguasai keterampilan belajar dengan baik (Biggs, J. B. 2011; Dede, C. 2005). Penguasaan keterampilan belajar memudahkan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran di sekolah. Prayitno (2007) mengemukakan bahwa “Keterampilan belajar bukanlah merupakan satu unit tunggal, melainkan merupakan rangkaian dari sejumlah kelompok kegiatan yang saling terkait dan menunjang”. Hasil penelitian Sedanayasa (2003) menunjukkan bahwa kegagalan dalam belajar tidak semata-mata karena kemampuan belajar yang rendah, tetapi karena tidak memiliki keterampilan tentang cara belajar yang efektif. (Neviyarni,Yusuf, Zahri, 2017).

Hasil pengolahan dari angket kemandirian peserta didik (AKPD) diketahui bahwa sebanyak 60% atau sebanyak 42 peserta didik kelas X dari 70 respnden belum mengetahui gaya belajar dan strateginya. Sebanyak 81,4% atau sebanyak 57 peserta didik kelas X dari 70 responden merasa kesulitan dalam memahami pelajaran tertentu. Dari data-data tersebut dan juga dari penjelasan ahli diatas, maka upaya guru BK untuk membantu peserta didik adalah dengan melakukan layanan bimbingan klasikal dengan materi gaya belajar untuk meningkatkan keterampilan belajar peserta didik. Untuk keperluan peneliatian ini Responden dipilih secara acak sejumlah 36 peserta didik, dari 4 kelas berbeda.

Tujuan PTBK

Tujuan dari penelitian ini adalah :

a) Untuk mengetahui gambaran gaya belajar peserta didik kelas X Putra, sebelum penerapan layanan bimbingan klasikal

b) Untuk mengetahui gambaran gaya belajar peserta didik kelas X Putra, setelah penerapan layanan bimbingan klasikal

c) Untuk mengetahui efektivitas penerapan gaya belajar melalui layanan klasikal, untuk meningkatkan keterampilan belajar peserta didik kelas X Putra

Proses dan Hasil

a. Proses Siklus 1

1) Perencanaan. Kegiatan ketika perencanaan adalah membuat jadwal layanan membuat angket gaya belajar

2) Tindakan. Kegiatan yang dilakukan adalah memberikan layanan bimbingan klasikal keterampilan belajar, dan melakukan layanan bimbingan klasikal gaya belajar

3) Observasi. Kegiatan yang dilakukan adalah dengan menyebar angket gaya belajar

4) Refleksi. Kegiatan yang dilakukan adalah dengan menyebar angket refleksi evaluasi hasil layanan bk.

b. Proses Siklus 2

1) Perencanaan. Kegiatan yang dilakukan adalah dengan membuat angket untuk observasi dan refleksi menyiapkan materi motivasi belajar

2) Tindakan. Kegiatan yang dilakukan adalah memberikan materi penguatan tentang pentingnya gaya belajar dan motivasi belajar

3) Observasi. Kegiatan yang dilakukan adalah memberikan tugas mengisi angket observasi sekaligus post test.

4) Refleksi. Kegiatan yang dilakukan adalah mengisi angket refleksi dan angket evaluasi hasil layanan klasikal

c. Hasil Siklus 1

Hasil dari tindakan siklus 1 adalah peserta didik dilakukan observasi dengan diberikan angket tentang gaya belajar, dan tugas memilih satu pelajaran yang dianggap sulit kemudian mempelajarinya dan mengerjakan soal-soal di mata pelajaran tersebut kemudian dilihat nilainya.

Grafik 1. Pelajaran yang dianggap sulit

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa beberapa mata pelajaran yang dianggap sulit oleh responden adalah Bahasa Indonesia (6 orang), Bahasa Inggris (2 orang), Bahasa Arab (8 orang), Fiqih (2 orang, IPA (5 orang), Matematika (7 orang), Seni (1 orang), dan Siroh (5 orang).

Grafik 2. Gaya Belajar

Dari data diatas diketahui bahwa gaya belajar peserta didik adalah auditori- kinestetik (5 orang), auditori-visual (21 orang), visual-auditori-kinestetik (5 orang), visual (2 orang), kinestetik (1 orang), dan visual kinestetik (2 orang).

Grafik 3. Sebelum menggunakan gaya belajar

Dari data tersebut diketahui bahwa nilai-nilai responden setelah mempelajari mata pelajaran yang dianggap sulit bagi mereka. Nilai-nilai tersebut didapatkan dari hasil belajar sebelum menggunakan strategi gaya belajar yang sudah mereka pilih adalah sebagai berikut: yang mendapat nilai 40 sebanyak 2 orang, nilai 60 sebanyak 4 orang, nilai 70 sebanyak 4 orang, nilai 80 sebanyak 13 orang, nilai 90 sebanyak 10 orang, dan nilai 100 sebanyak 3 orang.

d. Hasil Siklus 2

Hasil dari tindakan siklus 2 adalah peserta didik dilakukan observasi dengan diberikan tugas memilih satu pelajaran yang dianggap sulit kemudian mempelajarinya dengan strategi gaya belajar yang sudah mereka pilih, dan mengerjakan soal-soal di mata pelajaran tersebut kemudian dilihat nilainya.

Grafik 4. Setelah menggunakan gaya belajar

Dari data tersebut diketahui bahwa nilai-nilai responden setelah mempelajari mata pelajaran yang dianggap sulit bagi mereka. Nilai-nilai tersebut didapatkan dari hasil belajar setelah menggunakan strategi gaya belajar yang sudah mereka pilih adalah sebagai berikut: yang mendapat nilai 50 sebanyak 1 orang, nilai 60 sebanyak 1 orang, nilai 80 sebanyak 5 orang, nilai 90 sebanyak 15 orang, dan nilai 100 sebanyak 14 orang. Dapat dilihat bahwa semua nilai responden mengalami peningkatan setelah mereka belajar menggunakan strategi gaya belajar.

Kesimpulan dan Rekomendasi

a. Kesimpulan

Menurut Fry (2008) dan DePorter & Hernacki (2001) bahwa salah satu aspek keterampilan belajar adalah peserta didik mengetahui gaya belajarnya. Dari informasi tersebut guru BK melakukan penelitian tindakan BK untuk meningkatkan keterampilan belajar dengan menggunakan salah satu aspeknya yaitu gaya belajar.

Penelitian tindakan BK yang sudah dilakukan oleh guru BK memperoleh data bahwa adanya peningkatan nilai atau hasil belajar dari peserta didik atau responden ketika mereka mempelajari materi tertentu yang dianggap sulit dengan menggunakan strategi- strategi gaya belajar yang sudah mereka pilih. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa layanan bimbingan klasikal dengan materi gaya belajar dapat meningkatkan keterampilan belajar peserta didik.

b. Rekomendasi

Rekomendasi yang guru BK berikan untuk penelitian selanjutnya adalah guru BK atau peneliti lainnya dapat meningkatkan keterampilan belajar peserta didik dengan meneliti aspek-aspek lainnya selain gaya belajar, atau dengan menggunakan layanan bimbingan kelompok, konseling kelompok maupun konseling individu dengan menggunakan metode dan teknik tertentu yang relevan.

Daftar Pustaka

Adiningtiyas, Sri Wahyuni. 2016. Meningkatkan Keterampilan Belajar Siswa Melalui Layanan Penguasaan Konten. [Jurnal Online]. Terdapat dalam : https://www.journal.unrika.ac.id

Firman, Neviyarni, dan Tanjung. 2018. Layanan Informasi Dalam Peningkatan Keterampilan Belajar Mahasiswa Stkip Pgri Sumatera Barat. [Jurnal Online]. Terdapat dalam: https://jurnal.untirta.ac.id/index.php/JPBK/article/view/3937

Kemendikbud. 2016. Panduan operasional Penyelenggaraan bimbingan dan konseling Sekolah menengah pertama (POP BK SMP).

Kustandi, Cecep dkk. 2016. Meningkatkan Keterampilan Belajar Mahasiswa Dengan Modul Belajar              Mandiri.          [Jurnal             Online].                       Terdapat          dalam             : https://media.neliti.com/media/publications/259378-meningkatkan-keterampilan- belajar-mahasi-f4017857.pdf

Latif, Rosra, dan Sari. 2015. Peningkatan Keterampilan Belajar Menggunakan Layanan Bimbingan Kelompok Pada Siswa Kelas VII SMP. [Jurnal Online]. Terdapat dalam: http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/ALIB/article/view/10540

Muzakkir, dan Chairawati. 2020. Meningkatkan Kemampuan Belajar Melalui Gaya Belajar Siswa Pada Pembelajaran Matematika. [Jurnal Online]. Terdapat dalam : https://ejournal.unsri.ac.id/index.php/lenterasriwijaya/article/view/12716

Neviyarni, Yusuf, dan Zahri. 2017. Hubungan Gaya Belajar Dan Keterampilan Belajar Dengan Hasil Belajar Mahasiswa Serta Implikasinya Dalam Pelayanan Bimbingan Dan Konseling Di Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang. [Jurnal Online]. Terdapat dalam: http://ejournal.unp.ac.id/index.php/konselor/article/view/5734

Sagitasari, Dewi. 2010. Hubungan antara Kreativitas dan Gaya Belajar dengan prestasi belajar Matematika siswa SMP. [Skripsi Online]. Terdapat dalam : https://eprints.uny.ac.id/1618/1/FINAL.pdf

http://repository.unpas.ac.id/15324/6/3%20.BAB%20III.pdf. (tentang siklus penelitian diakses pada Minggu, 30 Mei 2021)

http://repository.uin-suska.ac.id/19384/7/7.%20BAB%20II_2017993KI.pdf.                                                                                         (Tentang Keterampilan Belajar, diakses pada Minggu, 30 Mei 2021)

This article have

0 Comment

Leave a Comment