School Info
Sunday, 24 Nov 2024
21 July 2014

Meniti Jalan Ketenangan

Mon, 21 July 2014 Read 650x Uncategorized

tenang

 

Oleh : Syamil Azkiya

Ketenangan merupakan dambaan setiap orang. Setiap aktivitas apapun yang dilakukan, pada akhirnya mengharapkan kenyamanan dan ketenangan. Baik yang berangkat dari pemenuhan aspek materi, maupun yang langsung menyentuh https://essayservise.net https://essayservise.net https://essayservise.net aspek ruhani.

Petani dan karyawan kantor misalnya. Setiap pagi, keduanya berangkat menuju tempat kerja dengan tujuan mulia untuk mencari nafkah, agar dapat menghidupi keluarga dengan baik, sehingga tenang dan tidak kekurangan. Dengan terpenuhinya ketenangan secara materi, keduanya berharap ketenangan dari aspek-aspek lain pun bisa datang menghampiri. Misalnya, kalau kebutuhan pangan tercukupi, maka ibadah mahdhah pun akan lebih nyaman dan tenang.

Benarkah demikian? Faktanya tidak mutlak begitu. Bisa benar dan mungkin juga tidak. Banyak manusia yang berkemelimpahan harta tak kunjung menemukan ketenangan. Seakan-akan ketenangan itu telah tercabut dari hatinya, dan menjadi sesuatu yang mahal dan begitu berharga untuk dapat meraihnya. Berbagai upaya ia lakukan untuk menemukan ketenangan itu. Mulai dari mengunjungi tempat-tempat hiburan, hingga melakukan berbagai hal yang melanggar norma dan aturan. Wal’iyadzubillah.

Entah karena tak tahu, lupa, pura-pura lupa, atau bahkan karena tak mau diatur agama, seringkali manusia mencari ketenangan di tempat yang salah atau dengan cara yang tidak sesuai syari’ah. Sehingga yang terjadi bukan ketenangan yang menghampiri, justru kemalangan dan kehancuran yang semakin membumbung tinggi.

Dalam tataran yang sederhana, untuk menghilangkan galau, resah dan gelisah,  adakalanya manusia mengisi waktunya dengan permainan yang dianggapnya dapat menghilangkan lelah dan penat. Misalnya saja play station, nonton film picisan, ataupun aktivitas lainnya yang tidak sampai dalam tataran pelanggaran, tapi memiliki nilai rendah jika dibandingkan dengan aktivitas lain yang lebih bermakna.

Kalau saja mau jujur dan ridha menerima tuntunan Islam serta mengikuti cahayanya, tentu berbagai problematika kehidupan dapat dihadapi dengan lebih sederhana. Asal ada kemauan dan tekad kuat saja untuk menelusuri perjalanannya. Karena adakalanya, perjalanan taqwa itu sendiri tak selamanya sunyi dari onak dan duri. Namun selama tekad itu ada dan keimanan masih menyala di dada, insya Allah ketenangan dan ketentraman itu akan didapatkan.

“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d : 28)

Sahabat, mari kita meniti jalan ketenangan dan mencarinya dari sisi ilahi. Tidak akan pernah ada penyesalan dan kekecewaan saat menemui-Nya, walaupun berulang-ulang kali kita menghadap-Nya. Karena Dia lah pemilik segala-galanya. Dan hanya pada-Nya lah sumber ketenangan itu berada. (www.syamilazkiya.tk)

This article have

0 Comment

Leave a Comment